Akhir-akhir ini saya perhatiin Narend jadi agak sedikit manja. Dia jadi sedikit-sedikit gak mah pisah dengan saya. Sedikit aja saya tinggal ke kamar mandi, langsung deh mewek. Padahal yang udah-udah cuek aja. Ternyata ini ada kaitannya dengan usia 1-2 tahun yang berhubungan dengan keamanan.
Menurut teori, anak usia 1-2 tahun itu ternyata enggan berjauhan dengan ibunya, pastinya membuat hidup kita seakan tanpa privacy. Ohya, pantes aja ya, kok saya sekarang merasa gak ada privacy ya. Walaupun begitu, kita harus menjadikan hal ini sebagai suatu hal yang baik, yaitu bayi kita akan senang berada di dekat orang favoritnya. Katakanlah neneknya. Karena keseharian Narend dengan omanya, kalau pas bangun tidur, liat omanya, pasti deh Narend maunya minta gendong terus. Gak cuma sama omanya, tapi saya sebagai maminya juga. Kalau saya lagi sibuk di dapur, ada kalanya dia mau minta gendong terus. Pokoknya Narend jadi manja bangeet deh. Kalau udah kayak gitu, saya jadi terpaksa gendong dia saat masak deh. Ya abis mau gimana lagi.
Tapi situasi kayak gini ternyata gakkan berlangsung lama. Ada kalanya nanti kita akan merasa bahwa ia tidak membutuhkan kita lagi. Tapi, bagian dari proses disiplin adalah menbantu anak kita belajar merasa nyaman saat berpisah dengan kita (orangtuanya). Kita bisa memanfaatkan rasa respect dia pada kita dengan menunjukkan perilaku yang kita inginkan. Pesan yang ingin disampaikan disini adalah "Apabila kamu merasa oke aja bermain sendiri, ini berarti kamh sudah bisa sendiri saja."
Kalau kita sedang menelpon, misalnya, dan dia memegang kaki kita sambil mengulurkan tangannya seolah minta gendong, jangan abaikan dia dan jangan pula menggendongnya. Tunjukkan kalau kita tahu anak kita sedang berada di dekatnya dan tenangkan dia, "Mama sedang sibuk nih. Kamu boleh main disana dulu sebentar ya Nak?!".
Saat bayi kita tiba-tiba baru menyadari kalau kita pindah kamar ke kamar lain dan dia mulai menangis. Ketimbang tergopoh-gopoh berlari kepadanya. Bilang aja dengan suara tenang, "Mama disini kok, gapapa sayang.". Dengan begitu ia mengerti bahwa kita berpikir kalau semuanya akan baik-bakk aja saat dia berpisah dengan kita, ia akan berpikir memang baik-baik saja.
Menurut William Sears, M. D., penulis 30 buku perawatan bayi, termasuk The Successfull Child, Sebenarnya, rasa cemas akan berpisah yang timbul begitu anak kita belajar keterampilan bergerak ke sana sini merupakan mekanisme keamanan yang dibawa sejak lahir yang akan click on saat ia memiliki kemampuan untuk bergerak menjauh dari orangtua namun tidak mempunyai kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Tubuhnya sih bilang, "Ayo bergerak!". Tapi pikirannya bilang,"Tidaaaak!".
Faktanya nih :
Kata pakar : Buat batasan. Ya anak-anak memang perlu dubuatkan berbagai peraturan.
Kata mama : emang benar, tapi tidak apa-apa kan, kalau sesekalu membiarkan ia menikmati kebebasannya. Ia malah akan lebih latuh bila sesekali boleh mengubah peraturan yang sudah kita tetapkan.
Nah, itulah perkembangan Narend di usia 1-2 tahun saat ia mulai ada rasa cemas dalam dirinya. Kalau mommies lain ada yang punya pengalaman serupa, bisa share ke aku ya :)
Comments
Post a Comment