Keseimbangan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi adalah penting untuk seorang anak tumbuh menjadi anak yang hebat. Dan ternyata anak yang cerdas itu bukan hanya dilihat dari prestasi akademis saja, tapi juga dipengaruhi oleh kognitif dan emosionalnya. Kok bisa yah? Yuk, baca artikelku sampai selesai ya.
Sabtu, 26 Maret 2016, saya mengajak keluarga saya untuk datang ke acara #BebeHeroPark di Mall Kota Kasablanka Jakarta.Waktu yang pas untuk mengajak keluarga berjalan-jalan.
Dresscode kami Orange, susah bange nyari baju orange :) |
Acara sih jam 10 pagi, tapi nampaknya saya telat hadir ke acara ini menyebabkan saya kehabisan seat *hiks*, saya tiba di lokasi jam 10.30. Hmm, ya biasalah kalau punya krucil tanpa ART, susah banget berangkat pagi-pagi dengan kondisi rumah beres *curcol dikit*
Saya senang banget hadir ke acara kali ini karena lokasi acaranya di atrium mal Kasablanka, yang dimana area tersebut adalah arena permainan dari Bebeheropark. Jadi saat saya mendengarkan talkshow, Narend bisa masuk ke dalam arena permainan.
Tuh dia happy kan :) |
Lalu selanjutnya acara dilanjutkan dengan acara talkshow dengan 3 narasumber. Talkshow kali ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Senior Manager Bebelac, Andi Airin, lalu seorang psikolog handal Roslina Verauli, M. PSi, dan terakhir ada seorang pemain sepakbola nasional, Bambang Pamungkas, yang biasa kita kenal dengan sapaan BP.
Mba Andi Airin menjelaskan bahwa pemberian nutrisi yang optimal perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Dengan tumbuh kembang anak yang optimal akan memudahkan anak kita dalam proses belajar dan beradaptasi terhadap lingkungan sehingga dapat cepat tanggap, memiliki rasa peduli, kasih sayang, dan pertumbuhan fisik yang optimal. Anak yang cepat tanggap akan lebih mudah dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan rasa kepedulian kepada oranglain.
Mba Roslina Verauli, M.psi menjelaskan bahwa orangtua (terutama ibu) adalah pengajar pertama dalam proses tumbuh kembang anak. Orangtua meletakkan dasar moral dan empati yang dimiliki oleh anak sebelum anak belajar dari lingkungan sekitarnya. Jadi, peran orangtua sangatlah berperan penting agar anak memiliki nilai kebaikan yang dapat diaplikasikan ke perbuatan sehari-hari.
Salah satu kunci untuk anak memiliki aksi hebat ialah kepahlawanan (hero). Kepahlawanan adalah sifat yang muncul dari rasa peduli terhadap oranglain yang membutuhkan bantuan.
Ada 3 kunci penting untuk Aksi Hebat si Kecil :
1. Dilakukan dengan sukarela
2. Kepahlawanan
3. Tidak mengharapkan imbalan
Membangun karakter hero dapat dikembangkan dari nilai 'Empati'. Empati adalah gerbang aksi peduli kepada oranglain termasuk nilai kebaikan yang dimiliki oleh anak. Oleh karena itu dasar pendidikan moral dengan berempati harus dimulai sejak dini karena tumbuh dan berkembangnya empati pada anak sejak dini akan berpengaruh pada perkembangan watak atau kepribadian dan perilaku anak saat dewasa nanti.
Ada 5 Nilai Kepahlawanan :
1. Altruis : Adalah rasa ingin membantu oranglain
2. Empati : Adalah kemampuan untuk mengerti perasaan oranglain
3.Percaya diri : anak yang tergerak membantu orang lain adalah anak-anak yang percaya diri
4. Berpikiran Positif : Dengan kemampuan berpikir positif, seorang anak akan melihat masalah dengan sudut pandang yang berbeda dan yakin setiap kesulitan ada jalan keluarnya.
5. Gigih : Anak yang gigih dalam melakukan kebaikan dan membantu orang, tidak mudah menyerah dalam usaha menolong oranglain.
Menanamkan Nilai-Nilai Baik Agar Anak Memiliki Aksi Hebat
Anak-anak itu pada dasarnya sulit menangkap kata-kata yang rumit. Menjelaskan nilai yang baik pada anak lewat kata-kata biasanya hanya bertahan sesaat saja. Nah, supaya efektif, ada 3 metode penyampaian yang bisa kita terapkan kepada anak kita :
1. Story Telling
Membacakan buku cerita dengan tokoh yang senang menolong oranglain dan mengaitkannya dalam kegiatan sehari-hari
2. Role Play / Bermain Peran
Bisa bermain peran atau berganti-gantian sebagai orang yang butuh pertolongan dan orang yang akan menolong.
3. Modelling
Berperilaku sesuai apa yang diajarkan pada anak agar anak dapat meniru perilaku tersebut.
Menanamkan Perilaku Baru Pada Anak
Dalam keseharian aktivitas si kecil pasti ada saja hal-hal baru yang dilakukannya. Nah, kita sebagai orangtuanya wajib melakukan hal-hal seperti :
1. Komunikasikan : Hal-hal simple yang kita komunikasikan seperti mengapa perlu berubah? Dan pendekatan yang dilakukan tentunya disesuaikan dengan karakter anak kita masing-masing, seperti visual, auditori, atau konestetik.
2. Sepakati : Sepakati tujuan yang diinginkan
3. Kenali modalitas : Kemampuan dasar anak dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi
4. Masukan : Berikan masukan sesuai dengan perilaku
Lalu, jika kita sudah mengajarkan nilai-nilai kepahlawanan kepada anak kita, apa sih manfaatnya? Anak yang melakukan aksi hebat, selain membuat orangtua bangga dan bermanfaat untuk banyak orang, anakpun mendapatkan manfaat psikologis yang membantu perkembangannya.
Lalu untuk penerapan aksi hebat sehari-hari bisa dilakukan dari hak-hal yang simple, seperti :
Anak
1. Bisa membagikan sebagian bekal makanannya kepada temannya
2. Menawarkan bantuan pada ibu untuk mengajak main Adik saat mama perlu ke kamarmadni
3. Mengajak kenalan dan bermain dengan siswa baru di kelasnya yang masih merasa kesepian dan asing
4. Memberi minum atau makan pada anak kucing yang terpisah dari induknya
Ibu
1. Membantu tetangga yang sedang mengalami musibah tanpa diminta
2. Memberikan air minum di hari yang oanas kepada tukang sapu jalanan di depan rumah
3. Membantu anak yang tampak keberatan membawa buku-buku ceritanya yang tebal
4. Memeluk dan menghibur anak yang tampak sedih karena kehilangan hewan favoritnya.
Ayah
1. Membantu ibu membawakan tas atau plastik belanja ketika berbelanja di supermarket atau pasar tanpa diminta
2. Membantu seorang nenek yang akan menyebrang jalan
3. Memberikan tempat duduk kepada seorang ibu hamil atau orang tua di kendaraan umum
4. Menawarkan bantuan pada anak untuk memasang ban sepeda yang terlepas ketika melihat anak kesulitan memperbaikinya.
Ternyata hal-hal kecil seperti itu bisa kita terapkan, dan harus dari diri kita sendiri dulu yang menjadi contoh untuk anak-anak kita.
Selanjutnya sharing dari Bambang Pamungkas, atau yang lebih sering dikenal dengan sapaan BP. Menurutnya, tantangan terbesar baginya adalah bagaimana cara memunculkan aksi hebat anak dalam kehidupanya sehari-hari. Oleh karena itu dia selalu berusaha memperlihatkan nilai-nilai kebaikan dari hal-hal kecil agar dapat dengan mudah dicontoh oleh anak, seperti misalnya dengan membantu oranglain yang mobilnya mogok tengah jalan, atau mengajak anak terlibat dengan kegiatan yayasan yang ia dirikan.
Saat ditanya, pengalaman yang paling berkesan oleh BP dari anaknya adalah saat BP di kantor sedang lelah karena pekerjaan, lalu pulang ke rumah dan melihat anaknya membuat dirinya jadi bangkit semangat lagi. Dan kalau dilihat dari akun Instagramnya, BP seneng banget memasak, terbukti dengan sebutan Chef Nekat. Itu sebagai pelampiasan dar kejenuhannya dari rutinitasnya. Memberanikan diri untuk menyiapkan makanan untuk anaknya makan pagi, siang dan malam.
Setelah mendengarkan talkshow, acara ditutup dengan makan siang di sebuah restoran yang kebetulan restoran favorit saya dan suami, yaitu di Nanny's Pavillion.
Kemudian setelah makan, para peserta diberikan kesempatan untuk mencoba seluruh arena permainan untuk anak kita. Karena keesokan harinya tanggal 27 maret (minggu) itu saya kemungkinan 70% tidak bisa hadir, saya putuskan untuk memaksimalkan waktu 'me time' kami dengan Narend di hari Sabtu tersebut.
Ohya, saya hampir lupa bilang, kalau mau yang ikutan masuk ke arena permainan ini, moms bisa menukarkan bon pembelian susu moms dengan tiket masuk di booth sale.
Sebelum membeli susu, bisa dicoba dulu rasa susunya disini.
Jadi moms tau kesukaan anak kita kita rasa apa.
Permainan disini cukup beragam, dan rata-rata untuk anak yang berusia 1-6 tahun. Jadi rasanya merupakan keputusan yang sangat tepat deh saya mengajak si Narend kesana.
1. Love Your Room 1-6 tahun
2. DIY Card For Mama
3. Trampolin 3-6 tahun4. Fun Race 3-6 tahun
Keterangan :
1. Narend mulai masuk ke dalam mobil fun race
2. Narend diberitahukan oleh penjaga boothnya kalau di tengah jalan ada kucing yang terluka,dan meminta Narend untuk menolongnya
3. Narend merespons dengan memberitahukan seakan-akan dia bilang, "Itu ada kucing di tengah jalan!"
4. Narend langsung berinisiatif untuk turun dari mobil
5. Ia sudah mulai berpikir untuk menolongnya
6. Narend membantu kucing tersebut
Keterangan :
7. Narend mengambil kucing tersebut dan menggendongnya
8. Saya menyuruh Narend untuk kembali ke dalam mobil
9. Sambil membawa kucing yang terluka, Narend kembali menaiki mobil itu
10. Narend naik mobil fun race kembali
11. Narend melanjutkan perjalanan
12. Saking gemesnya dengan kucing, ia terus membawanya di depan stir mobil :)
Narend itu alhamdulillah termasuk anak yang peka terhadap lingkungan. Dan ia sayang sekali dengan binatang, khususnya kucing dan kelinci. Pokoknya hewan yang berbulu Narend itu seneng banget! That's why waktu ia naik fun race itu ia mau menolong kucing di tengah jalan itu :)
5. Kolam Bola
Disini Narend mulai belajar secara kognitif dan emotional. Ia harus berbagi space dan bola dengan sesama teman-temannya. Narend sudah mulai memasukkan bola ke dalam keranjang, ia berusaha untuk mengajak teman-temannya untuk ikut bermain dengannya.
6. Mix and Match 1-6 tahun
Mix & Match ini adalah belajar mencocokan antara profesi dengan kostumnya. Karena Narend belum mengerti, jadinya saya ajak di permainan yang lain saja :)
Permainan disini benar-benar disesuikan dengan kondisi dan umur si anak. Jadi anak itu bukan hanya sekedar bermain, tapi juga diajarkan nilai edukasinya.
Menurut mba Vera, membesarkan anak berkarakter Hero itu anak harus sehat dan juga cerdas secara kognitif. Jadi jangan hanya cerdas sekarang akademis, tapi juga bisa cerdas secara psikososioal (yaitu berkompeten secara sosial).
Kita sebagai orangtua, harus menjadi role model bagi anak kita. Dan berikanlah anak kita kesempatan untuk berbagi. Karena anak yang hebat bukan hanya anak yang cerdas, tapi juga peduli sosial.
Tantangan terbesar untuk memunculkan aksi hebat adalah bagaimana kita bisa memberi contoh kepada anak-anak kita. Pelajaran itu bukan apa yang diucapkan, tapi apa yang harus dilakukan. Tugas kita sebagai oangtua adalah mengakomodir dan kita juga harus cepat tanggap.
Ohya, di sela-sela saya menjaga Narend bermain, saya sempat syuting diminta testimoninya untuk acara ini :)
Jadi saya gak sempat untuk ikutan foto bareng deh *hiks*
Untuk yang event di Jakarta tanggal 26-27 Maret 2016 lalu. Untuk di kota-kota lain, siap-siap ya.
Referensi :
Untuk semua foto adalah dokumen pribadi
Untuk semua foto adalah dokumen pribadi
Comments
Post a Comment