Mommies, mencukupi kebutuhan nutrisi ternyata bukan satu-satunya menjadi hal yang terpenting untuk menunjang tumbuh kembang anak kita. Otak dan daya tahan tubuh ternyata bekerja berkesinambungan. pemberian stimulasi sama pentingnya dengan pemberian nutrisi, terutama sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan. Lalu pola asuh orangtua dan juga gaya belajar juga sangat berpengaruh untuk kecerdasan anak kita. tapi bagaimana ya menyeimbangkan antara nutrisi yang tepat, otak bekerja maksimal dan juga pola asuh yang tepat untuk kita? Sebagai mommy yang baru saja mempunyai anak berusia 2 tahun, saya masih harus banyak belajar tentang ini. Kamu juga ingin tau caranya?
Sejak Narend masih berada di dalam kandungan sampai sekarang berusia hampir 2,5 tahun, saya selalu sangat concern terhadap asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya. Baik dari makanan utama hingga susu sebagai nutrisi pelengkap tumbuh kembangnya. Bahkan sejak saya hamil saya sering mengkonsumsi vitamin yang mengandung DHA untuk memaksimalkan kinerja otak anak saya. Karena pembentukan otak anak dimulai sejak berada di dalam kandungan.
Hari Sabtu 2 April 2016 lalu saya sempat menghadiri seminar parenting yang diadakan oleh Morinaga. Ada 2 materi penting tentang parenting yang saya dapat disini. Nara sumber pertama oleh Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), atau yang biasa dipanggil Dokter Wawan, yaitu Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Anak.
Dr. Wawan menyampaikan bagian-bagian dari otak serta peranan dan fungsinya.
Dr. Wawan |
FUNGSI DAN BAGIAN OTAK
Dr. Wawan menyampaikan bagian-bagian dari otak serta peranan dan fungsinya.
Ternyata bagian utama otak adalah pada bagian otak tengah, yang fungsinya mengatur mekanisme tidur, nafsu makan serta fungsi sensoris seperti berlari, melompat, mengambil mainan, dan sebagainya. Dan pembentukan otak anak itu dimulai ia masih di dalam kandungan ibunya.
Kira-kira seperti ini gambarannya.
Jadi sudah terbayang yah mommies, bahwa nutrisi untuk pembentukan otak sangatlah harus diperhatikan.
Ada 5 bagian utama otak anak :
Otak Tengah : berfungsi mekanisme kontrol tidur, respons perasaan, nafsu makan, fungsi motoris seperti berlari dan melompat
Otak bagian depan : Untuk kecerdasan sosial pengambil keputusan kontroling diri
Otak bagian atas : berbagai fungsi motorik
Otak bagian samping : pendengaran, bicara bahasa
Otak Belakang : Untuk bagian penglihatan
Coba perhatikan slide Dr. Wawan di bawah ini deh. Saat anak lahir volume otaknya hanya 400 gram. Saat anak kita berusia 3 bulan volume otaknya bertambah menjadi 1100 gram. Saat dewasa volume otaknya menjadi 1300 - 1400 gram. Itu artinya apa? Artinya adalah semakin ia besar, otaknya semakin bertumbuh dan berkembang. Perkembangan anak salah satunya ditandai dengan pertambahan volume otak.
Jadi sudah terbayang yah mommies, bahwa nutrisi untuk pembentukan otak sangatlah harus diperhatikan.
Ada 5 bagian utama otak anak :
Otak Tengah : berfungsi mekanisme kontrol tidur, respons perasaan, nafsu makan, fungsi motoris seperti berlari dan melompat
Otak bagian depan : Untuk kecerdasan sosial pengambil keputusan kontroling diri
Otak bagian atas : berbagai fungsi motorik
Otak bagian samping : pendengaran, bicara bahasa
Otak Belakang : Untuk bagian penglihatan
Coba perhatikan slide Dr. Wawan di bawah ini deh. Saat anak lahir volume otaknya hanya 400 gram. Saat anak kita berusia 3 bulan volume otaknya bertambah menjadi 1100 gram. Saat dewasa volume otaknya menjadi 1300 - 1400 gram. Itu artinya apa? Artinya adalah semakin ia besar, otaknya semakin bertumbuh dan berkembang. Perkembangan anak salah satunya ditandai dengan pertambahan volume otak.
Sekarang ke bagian korteks. Korteks adalah bagian terluar dari otak. Korteks terbagi menjadi 4, yaitu:
Lalu pembicara berikutnya adalah DR. Rose Mini, AP, M. Psi atau yang biasa dikenal dengan Bunda Romi.
Bunda Romi menjelaskan tentang Pengaruh Gaya Belajar dan Pola Asuh Orangtua Untuk Mengoptimalkan Kecerdasan Majemuk Anak.
Macam-macam gaya belajar adalah :
1. Looker (Visual) : Yaitu menyerap dari lingkungan dengan menggunakan indera penglihatan. Ciri-cirinya adalah mudah mengingat sesuatu yang pernah dilihat dan gemar mengobservasi lingkungan.
2. Listener (Auditory) : Menyerap informasi dari lingkngan dengan menggunakan indera pendengaran. Ciri-cirinya adalah senang menirukan suara dan mudah mengingat suara yang ingin didengar. Serta cenderung banyak bicara.
3. Mover (Konestetic) : Menyerap informasi dari lingkungan dengan menggunakan indera peraba. Ciri-cirinya suka melakukan aktivitas fisik, suka kegiatan motorik kasar dan lebih cepat berjalan daripada bicara.
Kalau anak mommies termasuk yang mana?
POLA ASUH ORANGTUA
- Korteks bagian samping : Yang berfungsi utama sebagai proses pendengaran, bicara bahasa, memori dan fungsi sosial-emosional.
- Korteks bagian depan : Berfungsi utama untuk proses kecerdasan sosial, pengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah, dan kontroling kemandirian.
- Kortesk bagian atas : Berfungsi utama untuk proses persepsi berbagai fungsi motorik
- Korteks bagian belakang : Berfungsi utama untuk proses persepsi penglihatan
Lalu pembicara berikutnya adalah DR. Rose Mini, AP, M. Psi atau yang biasa dikenal dengan Bunda Romi.
Bunda Romi menjelaskan tentang Pengaruh Gaya Belajar dan Pola Asuh Orangtua Untuk Mengoptimalkan Kecerdasan Majemuk Anak.
Macam-macam gaya belajar adalah :
1. Looker (Visual) : Yaitu menyerap dari lingkungan dengan menggunakan indera penglihatan. Ciri-cirinya adalah mudah mengingat sesuatu yang pernah dilihat dan gemar mengobservasi lingkungan.
2. Listener (Auditory) : Menyerap informasi dari lingkngan dengan menggunakan indera pendengaran. Ciri-cirinya adalah senang menirukan suara dan mudah mengingat suara yang ingin didengar. Serta cenderung banyak bicara.
3. Mover (Konestetic) : Menyerap informasi dari lingkungan dengan menggunakan indera peraba. Ciri-cirinya suka melakukan aktivitas fisik, suka kegiatan motorik kasar dan lebih cepat berjalan daripada bicara.
Kalau anak mommies termasuk yang mana?
POLA ASUH ORANGTUA
Pola Asuh orangtua adalah gaya pengasuhan yang diterapkan pada anak dan bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu.
Ada 4 macam pola asuh orangtua :
Otoriter : Orangtua berperan sebagai bos, kaku, penuh aturan dan arahan
Demokratis : Anak bebas berkreasi dengan batasan dan pengawasan dari orangtua
Tidak terlibat : Orangtua berjarak dengan anak, tapi tetap perhatikan kebutuhan dasarnya
Permisif : Orangtua minim arahan, aturan tidak jelas, anak cenderung menjadi 'bos'
Lalu Bunda Romi juga menjelaskan efek dari pola asuh yang diajarkan kepada anak kita, yaitu :
1. Tidak terlibat
Self Esteem kurang berkembang, cenderung immature, kurang perhatian, serta terhambat dalam penyesuaian, spontan dan berani mencoba
2. Permisif
Kepribadian yang ditimbulkan anak menjadi manja, kurang dewasa, kurang teratur, egois, mudah menyerah, tidak disiplin, percaya diri, kreatif dan asertif.
3. Demokratis
Kepribadian yang ditimbulkan anak menjadi ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka kepada bunda, tidak mudah stres dan depresi, serta berprestasi baik dan disiplin.
4. Otoriter
Kepribadian yang ditimbulkan mudah cemas, kurang percaya diri, kurang komunikatif, sulit untuk membuat keputusan, cenderung memberontak, mudah sedih dan tertekan, disiplin dan mandiri.
Dari ke-4 pola asuh diatas, mommies menerapkan pola asuh yang mana? Sudah jelas yah pola asuh yang paling baik adalah demokratis. Tapi tidak melulu demokratis, Ada kalanya kita sebagai orangtua harus tegas, misalnya saat anak kita dalam bahaya, kita harus bisa otoriter. Atau anak kita sedang membuat kerajinan tangan, maka pola asuh yang paling baik adalah permisif. Jadi bisa diterapkan secara bergantian.
Mommies perlu mengenali pola asuh yang dominan ini sehingga bisa menyeimbangkan penerapan pola asuh lainnya. Selain itu, kemampuan mommies dalam mengenali situasi yang tepat untuk menerapkan pola asuh tertentu juga dapat mendukung proses stimulasi Multiple Intelligense anak kita.
Kedengerannya susah ya? Tapi ternyata ada tipsnya nih.
Ada beberapa tips untuk menerapkan pola asuh yang tepat nih :
OBSERVASI
Amatikegiatan anak dan perkenalkan anak dengan berbagai kegiatan untuk mengidentifikasikan kecerdasan anak.
STIMULASI
Berilah kesempatan kepada anak kita untuk melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan. Dalam hal ini orangtua dapat memanfaatkan MULTIPLE INTELLIGENCE PLAYPLAN. Sebelumnya saya pernah bahas disini.
EVALUASI
nah, setelah keduanya dilakukan, lakukan evaluasi secara bertahap terhadap perkembangan kecerdasan anak kita.
Mendidik anak itu memang susah-susah gampang. Sayapun merasa masih harus banyak belajar. Baik secara teori maupun pada prakteknya. Walaupun pada kenyataannya teori dan prakteknya tidak selalu sama. tapi setidaknya bila kita sebagaiorangtua sudah dibekali teori yang tepat dan mau terus mengupdate diri terhadap perkembangan jaman, menerapkan ke-4 pola asuh yang tepat untuk anak kita, memberikan nutrisi yang tepat, saya yakin anak kita akan tumbuh menjadi manusia yang cerdas, bisa bertanggung jawab serta menjadi generasi platinum dengan Multiple Intelligence.
Ada 4 macam pola asuh orangtua :
Otoriter : Orangtua berperan sebagai bos, kaku, penuh aturan dan arahan
Demokratis : Anak bebas berkreasi dengan batasan dan pengawasan dari orangtua
Tidak terlibat : Orangtua berjarak dengan anak, tapi tetap perhatikan kebutuhan dasarnya
Permisif : Orangtua minim arahan, aturan tidak jelas, anak cenderung menjadi 'bos'
Lalu Bunda Romi juga menjelaskan efek dari pola asuh yang diajarkan kepada anak kita, yaitu :
1. Tidak terlibat
Self Esteem kurang berkembang, cenderung immature, kurang perhatian, serta terhambat dalam penyesuaian, spontan dan berani mencoba
2. Permisif
Kepribadian yang ditimbulkan anak menjadi manja, kurang dewasa, kurang teratur, egois, mudah menyerah, tidak disiplin, percaya diri, kreatif dan asertif.
3. Demokratis
Kepribadian yang ditimbulkan anak menjadi ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka kepada bunda, tidak mudah stres dan depresi, serta berprestasi baik dan disiplin.
4. Otoriter
Kepribadian yang ditimbulkan mudah cemas, kurang percaya diri, kurang komunikatif, sulit untuk membuat keputusan, cenderung memberontak, mudah sedih dan tertekan, disiplin dan mandiri.
Dari ke-4 pola asuh diatas, mommies menerapkan pola asuh yang mana? Sudah jelas yah pola asuh yang paling baik adalah demokratis. Tapi tidak melulu demokratis, Ada kalanya kita sebagai orangtua harus tegas, misalnya saat anak kita dalam bahaya, kita harus bisa otoriter. Atau anak kita sedang membuat kerajinan tangan, maka pola asuh yang paling baik adalah permisif. Jadi bisa diterapkan secara bergantian.
Mommies perlu mengenali pola asuh yang dominan ini sehingga bisa menyeimbangkan penerapan pola asuh lainnya. Selain itu, kemampuan mommies dalam mengenali situasi yang tepat untuk menerapkan pola asuh tertentu juga dapat mendukung proses stimulasi Multiple Intelligense anak kita.
Kedengerannya susah ya? Tapi ternyata ada tipsnya nih.
Ada beberapa tips untuk menerapkan pola asuh yang tepat nih :
- Mommies and dads perlu menerapkan keempat pola asuh yang saya sebutkan diatas sesuai dengan situasi, lingkungan, serta kepribadian anak dan orangtua
- Mommies and dads gak memaksakan keinginan sendiri tapi lebih mengajarkan dan berdialog dengan anak kita sesuai dengan usianya.
- Mommies and dads harus kompak dan konsistem dalam menerapkan pola asuh untuk anak kita
- Menggunakan konsekuensi diri ke anak kita sehingga ia mampu mengontrol diri dan merasa bebas berkreasi
- Sebaiknya mommies and dads jangan mencela, memberi cap, menyamaratakan dan menganggap anak kita sebagai object.
OBSERVASI
Amatikegiatan anak dan perkenalkan anak dengan berbagai kegiatan untuk mengidentifikasikan kecerdasan anak.
STIMULASI
Berilah kesempatan kepada anak kita untuk melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan. Dalam hal ini orangtua dapat memanfaatkan MULTIPLE INTELLIGENCE PLAYPLAN. Sebelumnya saya pernah bahas disini.
EVALUASI
nah, setelah keduanya dilakukan, lakukan evaluasi secara bertahap terhadap perkembangan kecerdasan anak kita.
Mendidik anak itu memang susah-susah gampang. Sayapun merasa masih harus banyak belajar. Baik secara teori maupun pada prakteknya. Walaupun pada kenyataannya teori dan prakteknya tidak selalu sama. tapi setidaknya bila kita sebagaiorangtua sudah dibekali teori yang tepat dan mau terus mengupdate diri terhadap perkembangan jaman, menerapkan ke-4 pola asuh yang tepat untuk anak kita, memberikan nutrisi yang tepat, saya yakin anak kita akan tumbuh menjadi manusia yang cerdas, bisa bertanggung jawab serta menjadi generasi platinum dengan Multiple Intelligence.
Comments
Post a Comment