Hi Moms! Apa kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat ya moms. Karena dengan kita sehat pastinya kita bisa mengerjakan segala sesuatunya dengan lancar ya moms.
Saat moms pertama kali punya anak, pernah dengar kata-kata seperti ini gak sih moms?
"Kalau punya anak itu, perhatikan tumbuh kembangnya selama 5 tahun pertama, karena bakalan sering sakit. Sakit batuk, pilek, diare, dsb. Jadi sering-sering ke rumah sakit. Nanti kalau diatas 5 tahun, baru deh gak terlalu sesering sebelumnya."
Kalau saya sih iya. Dulu sih karena waktu anak pertama belum punya pengalaman apa-apa soal imunitas anak, jadi ya anggapan atau komen sepeti diatas saya gak ambil concern. Cukup bahan informasi saya aja. Tapi setelah saya ngalamin sendiri, Narend juga mengalami yang namanya sakit ISPA.
Saat moms pertama kali punya anak, pernah dengar kata-kata seperti ini gak sih moms?
"Kalau punya anak itu, perhatikan tumbuh kembangnya selama 5 tahun pertama, karena bakalan sering sakit. Sakit batuk, pilek, diare, dsb. Jadi sering-sering ke rumah sakit. Nanti kalau diatas 5 tahun, baru deh gak terlalu sesering sebelumnya."
Kalau saya sih iya. Dulu sih karena waktu anak pertama belum punya pengalaman apa-apa soal imunitas anak, jadi ya anggapan atau komen sepeti diatas saya gak ambil concern. Cukup bahan informasi saya aja. Tapi setelah saya ngalamin sendiri, Narend juga mengalami yang namanya sakit ISPA.
Sesuai dengan judul artikel saya kali ini, saya ingin membahas tentang hubungan saluran cerna dengan imunitas anak. Anak yang sehat sudah pasti memiliki saluran cerna yang sehat. Anak yang sehat, tumbuh kembangnya optimal, akan membentuk fondasi masa depan yang berkualitas. Kok bisa? Lalu kalau bagaimana caranya supaya saluran cerna anak selalu sehat?
Pasti moms tau kalau anak-anak itu pasti rentan banget terkena penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut dan diare. Faktanya saya juga sering menemukan contoh nyata di lapangan saat saya control ke rumah sakit untuk vaksin, pasti pasien-pasien (anak-anak) yang berobat kebanyakan sakit ISPA dan juga diare. Apalagi kalau sudah musim pancaroba, dokternya sudah kewalahan menerima pasien. Ini menurut pengakuan dokternya sendiri lho moms 😊
Gak hanya di ruang control dokter anak, tapi juga saat saya terapi anak saat anak menderita batuk, pilek. Saat anak saya Narendra sakit flu, saya disarankan untuk terapi nebulizer.
Saya pernah bertanya kepada suster-suster jaga di ruang terapi, kenapa begitu banyak anak-anak yang usianya hampir sama dengan anak saya ya? Jawaban susternya, memang anak usia balita rentan sekali terkena sakit ISPA, jadi jangan heran ya bu kalau nanti anak ibu akan sering diterapi (dinebu) seperti ini. 1x terapi sekitar Rp. 750ribu. Karena lumayan pricey, saya jadi disarankan untuk membeli alat nebulizernya aja, masker beserta cairan NAClnya sendiri di apotik, supaya saya bisa terapi sendiri di rumah. Karena untuk terapi disarankan setiap hari katanya. Duh bisa babak belur deh buget rumah tangga kalau gitu caranya 😏
Dan fakta ini diperkuat dengan data RISKEDAS 2018 yang saya lihat melalui webinar yang saya ikuti beberapa waktu lalu bersama Nutrilon, bahwa ISPA dan diare banyak diderita oleh anak usia di bawah 5 tahun dan menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Itulah sebabnya penting banget kita menjaga saluran cernanya agar selalu sehat. Supaya imunitasnya kuat. Dengan imunitasnya kuat, tubuhpun bisa melawan infeksi virus atau kuman di sekitarnya. Itulah sebabnya masa golden age (0-5 tahun) memang penting sekali untuk menjadi perhatian kita sebagai orangtua, mulai dari segi kognitifnya, apakah tumbuh sesuai dengan usianya, stimulasi motorik kasar dan halusnya, serta asupan gizinya.
Gak hanya di ruang control dokter anak, tapi juga saat saya terapi anak saat anak menderita batuk, pilek. Saat anak saya Narendra sakit flu, saya disarankan untuk terapi nebulizer.
Dok : Pribadi |
Dan fakta ini diperkuat dengan data RISKEDAS 2018 yang saya lihat melalui webinar yang saya ikuti beberapa waktu lalu bersama Nutrilon, bahwa ISPA dan diare banyak diderita oleh anak usia di bawah 5 tahun dan menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Itulah sebabnya penting banget kita menjaga saluran cernanya agar selalu sehat. Supaya imunitasnya kuat. Dengan imunitasnya kuat, tubuhpun bisa melawan infeksi virus atau kuman di sekitarnya. Itulah sebabnya masa golden age (0-5 tahun) memang penting sekali untuk menjadi perhatian kita sebagai orangtua, mulai dari segi kognitifnya, apakah tumbuh sesuai dengan usianya, stimulasi motorik kasar dan halusnya, serta asupan gizinya.
Salah satu nara sumber yang hadir webinar kali itu adalah dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), menjelaskan bahwa sistem imunitas itu dibentuk sejak awal kehidupan dan akan berkembang menjadi lebih kuat dan kompleks seiring pertambahan usia anak.
Dari data Riskedas tahun 2018, bahwa proporsi balita yang menderita gizi kurang dan gizi buruk, lebih banyak anak balita yang menderita gizi kurang, dengan memiliki gizi kurang akan menyebabkan anak mengalami stunting. Caranya bagaimana kita mengetahui anak kita kekurangan gizi? Simple moms, kita bisa ukur dengan tabel perkembangan anak sesuai dengan usianya. Kita pantau terus setiap bulannya, apakah sesuai standardnya atau tidak.
Imunitas itu erat hubungannya dengan penyakit, nutrisi dan energi. Jika nutrisi anak tidak terpenuhi, anak akan sakit, jika sakit, imunitasnya turun, sehingga tidak ada energi. Dan energi tersebutlah yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Mengapa Anak-anak Rentan Sekali Terkena ISPA dan Diare?
Sebagian besar anak menderita diare disebabkan virus. Sedangkan ISPA karena bakteri. Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan fisik, organ-organ di kecil sedang mengalami perkembangan, termasuk daya tahan tubuhnya. Struktur sel-sel usus anak masih renggang, jadi kalau ada kuman mudah masuk melalui celah sel-sel tersebut. Selain itu juga, mikrobioma pada saluran cerna tidak bisa berkembang dengan baik. Padahal bakteri pada mikrobioma memiliki peran terhadap imunitas, nutrisi, dan perlindungan terhadap bakteri patogen.
Sekarang jelas ya mom, fakta di lapangan seringkali kita menemukan anak-anak seringkali terkena penyakit diare, konstipasti dan juga penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan (ISPA).
Yuk sekarang kita mengenal bakteri baik dan bakteri jahat.
Seperti yang dikatakan oleh Head of Departement of Pediatrics, Vrije Universiteit Brussel, Prof. Yvan Vandenplas, MD, PhD. bahwa bakteri baik (bifidobacteria) ini terutama mikrobioma gastrointestinal (keseimbangan mikrobioma dalam usus) yang sehat sangat berperan penting untuk mengembangkan sistem imunitas anak sejak dini. Tidak hanya itu, tapi juga mendukung sistem imun dengan memproduksi antibodi, mengontrol peradangan, mengencangkan sambungan usus dan mendorong toleransi terhadap makanan. Oleh karena itu keseimbangan komposisi bakteri baik harus diperlihara supaya dapat terus memberikan manfaat dengan pemberian probiotik.
Usus yang sehat itu mengandung komposisi yang seimbang dari mikroba usus yang bermanfaat bagi tubuh.
Apa saja peran mikrobioma?
Membantu tubuh untuk mencerna makanan. Menghasilkan beberapa vitamin seperti B12, folat dan K. Sebagai regulasi metabolisme energi. Untuk melawan mikroorganisme patogen. Memberi sinyal untuk tumbuh kembang dan fungsi sistem imun.
Nah, jika komposisi peran diatas tidak seimbang, bisa menimbulkan berbagai penyakit pada anak seperti, asma dan alergi, infeksi, obesitas dan kelainan metabolik, kelainan pencernaan, atau bahkan perilaku menyimpang dan autisme.
Probiotik adalah mikroorganisme hidup atau bakteri baik yang secara natural ada di dalam usus. Yang fungsinya untuk kesehatan secara keseluruhan, kesehatan saluan cerna, dan meningkatkan sistem imun tubuh.
Sedangkan prebiotik adalah senyawa natural dalam makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus. Fungsinya adalah sebagai suplemen untuk mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan.
Kesehatan seluran cerna adalah keseimbangan mikrobiota saluran cerna yang bisa menimbulkan sistem imun yang baik.
Bagaimana kita bisa memenuhi keseimbangan mikrobioma probiotik dan prebiotik pada anak?
Pertama, kita bisa memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak sudah tercukupi semua nutrisinya, baik mikro maupun mikro nutrien. Kedua, kita bisa melengkapinya dengan susu pertumbuhan anak. Biasanya susu pertumbuhan anak sudah disuplementasikan dengan oligosakarida non-human. Contohnya yang mengandung GOS (Galakto-oligosakarida) dan FOS (Frukto-Oligosakardia). GOS dan FOS adalah oligosakarida prebiotik yang dapat mendukung pertumbuhan mikrobiota saluran cerna, dan juga berfungsi untuk menurunkan resiko infeksi pada anak.
Setelah saya mengikuti webinar ini, ternyata peran mikrobiota pada saluran cerna anak ini sangat penting ya untuk tumbuh kembang anak. Jika keseimbangan mikrobiotanya terganggu, bisa menyebabkan penyakit tidak menular (alergi, obesitas, diabetes, hipertensi). Jika sejak kecil sudah diperkenalkan hidup sehat, saluran cernanya juga sehat, saat anak tumbuh dewasapun juga akan terbiasa hidup sehat.
Hal tersimple salah satunya adalah dengan membiasakan anak konsumsi sayur dan buah setiap hari. Kalau saya memperkenalkan anak sejak anak masuk usia MPASI, saat ia sudah mulai makanan, disitulah peran saya sebagai orangtua harus memastikan saluran cernanya baik. Buang air besar dan kecilnya lancar, teksturnya juga baik, itulah indikator yang bisa perhatikan guna tumbuh kembangnya baik.
Jika moms membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai nutrisi untuk imunitas atau seputar tumbuh kembang anak, moms bisa mengunjungi website https://www.nutriclub.co.id atau akun instagram @nutriclub_id
Semoga bermanfaat ya moms.
Sekarang jelas ya mom, fakta di lapangan seringkali kita menemukan anak-anak seringkali terkena penyakit diare, konstipasti dan juga penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan (ISPA).
Apa Itu Mikrobioma?
Yuk sekarang kita mengenal bakteri baik dan bakteri jahat.
Seperti yang dikatakan oleh Head of Departement of Pediatrics, Vrije Universiteit Brussel, Prof. Yvan Vandenplas, MD, PhD. bahwa bakteri baik (bifidobacteria) ini terutama mikrobioma gastrointestinal (keseimbangan mikrobioma dalam usus) yang sehat sangat berperan penting untuk mengembangkan sistem imunitas anak sejak dini. Tidak hanya itu, tapi juga mendukung sistem imun dengan memproduksi antibodi, mengontrol peradangan, mengencangkan sambungan usus dan mendorong toleransi terhadap makanan. Oleh karena itu keseimbangan komposisi bakteri baik harus diperlihara supaya dapat terus memberikan manfaat dengan pemberian probiotik.
Faktor Apa Yang Mempengaruhi Keseimbangan Mikrobioma Dalam Usus?
Salah satunya adalah nutrisi. Nutrisi itu meliputi apa saja? Ada makro dan mikro. Makro meliputi asam amino, carnosine, lemak, dan karbohidrat. Sedangkan mikro meliputi vitamin dan mineral. Dan semuanya itu berperan dalam pembentukan dan pematangan sistem imun manusia. Apa saja yang dimaksud vitamin itu? Yaitu vitamin A, C, D, E, B6, B12, dan Folate. Sedangkan mineral meliputi zinc, zat besi, tembaga, dan selenium. Makro dan mikronutrien membantu membentuk dan memelihata sistem imun.Usus yang sehat itu mengandung komposisi yang seimbang dari mikroba usus yang bermanfaat bagi tubuh.
Apa saja peran mikrobioma?
Membantu tubuh untuk mencerna makanan. Menghasilkan beberapa vitamin seperti B12, folat dan K. Sebagai regulasi metabolisme energi. Untuk melawan mikroorganisme patogen. Memberi sinyal untuk tumbuh kembang dan fungsi sistem imun.
Nah, jika komposisi peran diatas tidak seimbang, bisa menimbulkan berbagai penyakit pada anak seperti, asma dan alergi, infeksi, obesitas dan kelainan metabolik, kelainan pencernaan, atau bahkan perilaku menyimpang dan autisme.
Mikrobioma Probiotik dan Prebiotik
Sekarang kita bahas mengenai probiotik dan prebiotik ya moms. Pasti moms sering mendengar kedua istilah tersebut bukan?Probiotik adalah mikroorganisme hidup atau bakteri baik yang secara natural ada di dalam usus. Yang fungsinya untuk kesehatan secara keseluruhan, kesehatan saluan cerna, dan meningkatkan sistem imun tubuh.
Sedangkan prebiotik adalah senyawa natural dalam makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus. Fungsinya adalah sebagai suplemen untuk mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan.
Kesehatan seluran cerna adalah keseimbangan mikrobiota saluran cerna yang bisa menimbulkan sistem imun yang baik.
ASI Adalah Nutrisi Yang Terbaik
Selain pemberian nutrisi melalui makanan, bisa juga melalui pemberian ASI karena ASI memiliki komposisi nutrisi yang paling lengkap dari makanan atau susu formula apapun. Dalam ASI terdapat laktosa, lemak, Oligosakarida, dan protein.Bagaimana kita bisa memenuhi keseimbangan mikrobioma probiotik dan prebiotik pada anak?
Pertama, kita bisa memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak sudah tercukupi semua nutrisinya, baik mikro maupun mikro nutrien. Kedua, kita bisa melengkapinya dengan susu pertumbuhan anak. Biasanya susu pertumbuhan anak sudah disuplementasikan dengan oligosakarida non-human. Contohnya yang mengandung GOS (Galakto-oligosakarida) dan FOS (Frukto-Oligosakardia). GOS dan FOS adalah oligosakarida prebiotik yang dapat mendukung pertumbuhan mikrobiota saluran cerna, dan juga berfungsi untuk menurunkan resiko infeksi pada anak.
Setelah saya mengikuti webinar ini, ternyata peran mikrobiota pada saluran cerna anak ini sangat penting ya untuk tumbuh kembang anak. Jika keseimbangan mikrobiotanya terganggu, bisa menyebabkan penyakit tidak menular (alergi, obesitas, diabetes, hipertensi). Jika sejak kecil sudah diperkenalkan hidup sehat, saluran cernanya juga sehat, saat anak tumbuh dewasapun juga akan terbiasa hidup sehat.
Hal tersimple salah satunya adalah dengan membiasakan anak konsumsi sayur dan buah setiap hari. Kalau saya memperkenalkan anak sejak anak masuk usia MPASI, saat ia sudah mulai makanan, disitulah peran saya sebagai orangtua harus memastikan saluran cernanya baik. Buang air besar dan kecilnya lancar, teksturnya juga baik, itulah indikator yang bisa perhatikan guna tumbuh kembangnya baik.
Jika moms membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai nutrisi untuk imunitas atau seputar tumbuh kembang anak, moms bisa mengunjungi website https://www.nutriclub.co.id atau akun instagram @nutriclub_id
Semoga bermanfaat ya moms.
Comments
Post a Comment