Bulan Ramadan tahun ini merupakan bulan Ramadan yang sungguh istimewa menurut saya. Mungkin akan menjadi Ramadan yang berbeda sepanjang sejarah sih, bisa dimasukkan Guiness Book nih 😁 ya ini sih pendapat saya aja. Karena memang seumur hidup saya hampir 40 tahun belum pernah sih ngalemin puasa seperti ini.
Seistimewa apa puasa di masa Covid-19 ini?
1. Tidak ada pasar takjil
Di masa pandemi Covid-19. Yang dimana seharusnya di jam-jam jelang buka puasa orang berbondong-bondong berburu takjil, sekarang kita akan sedikit sulit menemukan yang menjual takjil.
Di sekitar rumah saya yang lokasinya kurang lebih 2 km dari rumah, ada yang jual berbagai takjil, mau cari apa aja ada, mulai dari varian minuman (es buah, jus, dsb) sampai makanan (gorengan, kue jajanan pasar sampai makanan matang). Itu dulu. Sekarang tidak ada. Dan saya baru tahu setelah baca berita bahwa pasar takjil memang ditiadakan dari pemda. Mungkin untuk mengurangi social distancing juga kali ya. Dengan adanya pasar takjil kan orang jadi berdesak-desakan membeli takjil.
Saya sempat bertanya ke suami, waktu selepas saya pulang dari minimarket jam 8 malam. Itu jalanan masih rame, tapi akses jalanan di komplek udah sepi parah. Udah layaknya kayak di Solo. Ya, saya pernah ke Solo (kampung halaman suami), jam 8 malam sudah tidak ada orang yang berlalu lalang di jalan raya, semua sudah masuk ke dalam rumah masing-masing. Tidak ada yang kulineran atau sekedar minum kopi di pinggir jalan, layaknya di Jabodetabek 😉
Mungkin itu aja sih keistimewaan puasa di tahun ini. Dan mungkin keunikan ini menjadi momen langka seumur hidup. Saya sangat rindu suasana Ramadan bagaimana layaknya. Tidak ada physical distancing lagi. Bisa berburu takjil lagi dengan happy tanpa ada rasa was-was. Insyallah tahun depan jangan sampai terjadi seperti ini.
2. Tidak ada pasar kaget (kecuali di area komplek)
Kalau di jalan-jalan raya yang banyak dilewati oleh mobil dan motor termasuk DLAJ, tapi tidak di area komplek saya, bulan puasa ini malahan banyak banget yang jualan takjil 😁 per 200 m pasti ada yang jualan takjil. Rata-rata dari mereka yang jualan memanfaatkan halaman atau garasi rumahnya. Ya tentunya mereka yang rumahnya di tepi jalan raya ya, kalau di dalam gang ya tidak ada.3. Beribadah di rumah saja
Kalau biasanya bulan Ramadan itu habis buka puasa, selepas sholat isya, orang berbondong-bondong ke mesjid untuk sholat tarawih. Tapi tidak untuk tahun ini. Selepas maghrib ya langsung sepi total, seperti suasana jam 12 malam. Karena rata-rata pasar hanya boleh buka sampai jam 8 malam, jadi jam 6 sore lingkungan rumah udah kayak kuburan 😁Saya sempat bertanya ke suami, waktu selepas saya pulang dari minimarket jam 8 malam. Itu jalanan masih rame, tapi akses jalanan di komplek udah sepi parah. Udah layaknya kayak di Solo. Ya, saya pernah ke Solo (kampung halaman suami), jam 8 malam sudah tidak ada orang yang berlalu lalang di jalan raya, semua sudah masuk ke dalam rumah masing-masing. Tidak ada yang kulineran atau sekedar minum kopi di pinggir jalan, layaknya di Jabodetabek 😉
Mungkin itu aja sih keistimewaan puasa di tahun ini. Dan mungkin keunikan ini menjadi momen langka seumur hidup. Saya sangat rindu suasana Ramadan bagaimana layaknya. Tidak ada physical distancing lagi. Bisa berburu takjil lagi dengan happy tanpa ada rasa was-was. Insyallah tahun depan jangan sampai terjadi seperti ini.
Comments
Post a Comment